Selasa 17 Jul 2012 08:41 WIB

'Meski Sempat Mogok, Mobil Listrik Karya Anak Negeri Harus Dihargai'

Menteri BUMN Dahlan Iskan melakukan uji coba mobil listrik jenis city car karya perancang Dasep Ahmadi di Jalan Raya Jatimulya, Depok, Jabar, Senin (16/7).
Foto: ANTARA
Menteri BUMN Dahlan Iskan melakukan uji coba mobil listrik jenis city car karya perancang Dasep Ahmadi di Jalan Raya Jatimulya, Depok, Jabar, Senin (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKARAYA - Mobil listrik dan sejumlah hasil karya sejenis ciptaan putra-putri Indonesia menjadi produk dalam negeri yang perlu dihargai masyarakat.

Guru Besar Universitas Palangka Raya (Unpar), Prof Norsanie Darlan di Palangka Raya, Selasa mengatakan, banyak karya anak bangsa patut dihargai seperti mobil listrik 'Lest Green & Go Elektrik' yang diujicoba Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan Senin (16/7).

"Sebagai bangsa besar, kita harus berani mengubah persepsi, yang semula menjadi konsumen produk luar negeri menjadi konsumen produk dalam negeri," kata dosen program pascasarjana S-2 Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Unpar tersebut.

Ini merupakan sejarah baru dalam bidang otomotif hasil karya putri-putri Indonesia. Mobil listrik berlebel 'Lest Green & Go Elektrik' dinilai dapat membantu mengurangi potensi yang bisa merusak lingkungan dan kesehatan.

Sebelumnya, sudah ada sejumlah SKM yang memproduk kendaraan serupa, namun bukan mobil listrik seperti SMK Magelang, EMK Taruna di Jawa Barat (Jabar) dan mobil Esemka Solo yang menjadi isu nasional beberapa bulan lalu.

"Kita berharap semua hasil karya anak bangsa dihargai tanpa cela. Jangan dinilai negatif seperti yang terjadi selama ini. Kalau penilaian negatif lebih ditonjolkan terhadap produk anak bangsa, kita khawatir pasarnya terus dikuasai produk luar negeri," katanya.

Pengalaman masa lalu sudah menjadi kenyataan. Semua anak bangsa masih ingat soal pesawat karya cipta anak bangsa yang tergabung dalam IPTN, yang akhirnya tidak berjalan maksimal akibat ketidakpercayaan pada bangsa sendiri.

"Sebenarnya, sekecil apapun hasil karya anak bangsa harus kita hargai. Siapa lagi yang menghargai hasil karya anak bangsa kalau bukan kita sendiri, termasuk produk mobil nasional seperti mobil listrik dan Esemka itu," ujar Prof Norsanie.

Prof Norsanie mengatakan,berdirinya industri pesawat terbang Nortanio (IPTN) ikut mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia, tapi karena ada yang dengan nada tertentu meremehkan karya cipta dirgantara anak bangsa akhirnya tinggal kenangan.

"Jika kita menelaah sejarah anak bangsa, Nortanio adalah putra kelahiran Kalimantan Selatan. Tapi kenapa nama perusahaan yang menabalkan nama putra bangsa kelahiran Kalimantan Selatan itu diubah menjadi nama lain," kata Norsanie dengan nada tanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement