REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —- Pemerintah mengakui kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sekitar Rp 1.500 per liter bakal menciptakan jumlah angka kemiskinan 1,5 sampai 2 persen alias 3,5 sampai 5 juta warga miskin baru. “Angka ini didapat dari jumlah warga miskin yang sekarang sebanyak 74 juta atau 18,5 rumah tangga sasaran (RTS),” kata Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, di kantornya, Selasa (13/3).
Menurut Agung, untuk mencegah kenaikan jumlah penduduk miskin, maka pemerintah memberikan kompensasi bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM). Besarannya, kata dia, per RTS mencapai Rp 150 ribu per bulan selama sembilan bulan. Untuk meringankan beban rakyat miskin, imbuh Agung, pemerintah menambah penyaluran beras miskin (raskin) dari dua bulan menjadi 14 bulan dengan harga tebus Rp 1.600 per kilogram di titik distribusi.
Dijelaskannya, paket kompensasi kenaikan BBM untuk masyarakat terdampak dialokasikan 30 persen berupa BLSM. Karena itu, pihaknya bakal mengawasi penyaluran berbagai program bantuan agar tepat sasaran. “Ini untuk mengurangi beban rakyat kecil akibat naiknya berbagai harga barang sembako,” kata Agung.