Ahad 15 Jan 2012 13:44 WIB

Sst... Ternyata, Mesin Mobil Esemka Dipasok dari SMK Bekasi

Mobil Esemka karya siswa SMK Solo yang dijadikan mobil dinas Walikota dan Wakil Walikota Solo.
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Mobil Esemka karya siswa SMK Solo yang dijadikan mobil dinas Walikota dan Wakil Walikota Solo.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI - Siswa SMKN 1 Kota Bekasi, Jawa Barat, ikut berkontribusi dalam produksi kendaraan Kiat Esemka. SMKN 1 Kota Bekasi memasok rata-rata 25 unit mesin/ bulan untuk dirakit menjadi mobil di Solo, Jawa Tengah.

"Sejak produk Kiat Esemka ramai diperbincangkan di Indonesia pada awal Januari 2012, jumlah pesanan mobil ini meningkat tajam. Target pembuatan mesin yang awalnya kami  buat hanya kurang dari 10 unit, kini ditambah menjadi 25 unit/bulan," kata Kepala SMKN I Kota Bekasi, I Made Supriyatna, di Bekasi, Minggu.

Menurut dia, SMKN I Kota Bekasi adalah salah satu dari 23 sekolah di Indonesia yang sejak awal ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan melalui produsen otomotif PT Autocar untuk merakit komponen kendaraan Kiat Esemka. Beberapa di antara SMK-SMK itu khusus merakit mesin.

"PT Autocar menyuplai sekitar 144 komponen mesin berkekuatan 1.500 cc. Komponen itu kemudian dirakit menjadi mesin utuh oleh seluruh siswa teknik permesinan," katanya.

Menurut dia, komponen mesin itu awalnya dikirim di SMKN I Kota Bekasi, Jalan Bintara VIII, Kelurahan Bintara, Kecamatan Bekasi Barat, oleh PT Autocar. Selanjutnya disebar ke 22 sekolah lainnya untuk pengerjaan yang sama, termasuk sejumlah SMK di Solo.

Salah satu siswa kelas XI Teknik Kendaraan Ringan, Satrio Nurahman, mengaku bangga bisa menjadi bagian dari perakitan mobil yang dibanggakan tersebut.

"Saya bangga saat melihat pemberitaan yang begitu gencar belakangan ini soal Kiat Esemka yang diharapkan bisa mendongkrak kembali geliat mobil lokal Indonesia, karena saya adalah bagian di dalamnya," ujanya.

Menurut Satrio, pemasangan injektor pada mesin adalah hal tersulit yang harus dilakukan dirinya. Sebab bila salah pasang, bisa mengakibatkan kebocoran pada mesin sehingga akan mati total.

"Kami ditargetkan bisa merakit sekitar empat mesin perhari. Untuk kelas XI sendiri, ada sekitar 64 siswa yang terlibat dalam kegiatan ini," demikian Satrio.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement