REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Ketua Setara Institute, Hendardi, mengemukakan dinamika di beranda Partai Demokrat saat ini menunjukkan arus balik menyerang mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, dibanding sebelumnya yang bersikap protektif.
"Elite Partai Demokrat diduga sengaja menggunakan strategi komunikasi politik inflasi pemberitaan dengan sikap dan koor komentar-komentar menyerang bahkan melaporkan Nazaruddin ke polisi," kata Hendardi kepada pers di Jakarta, Kamis (7/7).
Hal itu, menurut Hendardi, bertolak belakang dengan sikap sebelumnya yang protektif. Strategi ini agaknya bertujuan untuk mementahkan berbagai isu lewat Blackbarry Mesagenger (BBM) yang diduga bersumber dari Nazaruddin. Dengan begitu, bakal menumbuhkan ketidakpercayaan publik pada berita-berita BBM tersebut.
"Ujungnya, berbagai kasus menjadi kabur dan PD bisa melepas berbagai tudingan Nazaruddin sekaligus mengangkat citranya yang terus melorot," katanya.
Isu-isu lewat BBM tentang keterlibatan korupsi berjamaah elite Demokrat jelas belum tentu benar. Namun, KPK mesti menelusuri petunjuk tersebut. "Korupsi politik (mafia anggaran) mustahil dilakukan seorang diri," katanya.
Sikap elite PD sekarang yang tiba-tiba menjadikan Nazaruddin sebagai musuh bersama justru mesti dilihat sebagai strategi cuci tangan dan upaya membenamkan isu-isu yang diduga dilontarkan Nazaruddin lewat BBM.
Ketua DPP Partai Demokrat, I Gede Pasek Suardika, sebelumnya mengatakan bahwa Nazaruddin telah menyebar kebohongan kepada publik melalui pesan singkat yang dikirimkan kepada beberapa pihak. Pasek mengemukakan, kebohongan Nazaruddin bisa dilihat dari isi pesan singkat yang selalu berubah-ubah.
"Apa yang diungkapkan selalu menjadi sebuah kenyataan bahwa dia berbohong. Kami sudah kumpulkan dokumen fakta statemen dia selalu tidak benar dan berubah-ubah," katanya. Namun, Nazaruddin dalam pernyataannya yang telah disiarkan media menyatakan apa yang diungkapkannya adalah benar.