Selasa 24 May 2011 16:30 WIB

Pengamat: Komunikasi DPR Berbau Rasis Bahayakan Demokrasi

Gedung DPR
Foto: liranews.com
Gedung DPR

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat politik Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan komunikasi politik berbau rasis yang dilakukan anggota DPR sangat berbahaya bagi kehidupan demokrasi Indonesia.

"Komunikasi politik yang berbau rasis oleh DPR yang didengar dan dibaca oleh masyarakat justru akan mengganggu toleransi dan pluralisme yang ditumbuhkan dan tidak sesuai dengan bangunan demokrasi," katanya dalam diskusi di Jakarta, Selasa.

Hal ini diungkapkan Yunarto menanggapi pernyataan Anggota DPR Bambang Susatyo terkait polemik pembelian pesawat terbang MA 60 dari China oleh Merpati.

Sebelumnya Bambang Susatyo kepada media mengatakan, "Jangan heran kalau kebijakan Elka (menteri perdagangan) membeli pesawat MA 60 dari China itu lebih mengacu ke nenek moyangnya."

Menurut Yunarto pernyataan Bambang Susatyo itu membangkitkan kembali perasaan membenci pada ras tertentu dan mendorong politik rasis yang dulu dikembangkan sejak jaman Belanda hingga Orde Baru.

Padahal, ia mengatakan, sampai saat ini rasisme dalam masyarakat masih mengendap karena kuatnya pengaruh sejarah masa lalu, meski lambat laun mulai terkikis. Sehingga pernyataan itu bisa kembali memicu terjadinya politik rasis.

Ia mengatakan, sebaiknya Bambang Susatyo mengkritisi masalah itu terkait dengan proses yang tidak transparan dalam pembelian pesawat tersebut dan kurang mengindahkan keselamatan penumpang.

"Seharusnya, Bambang Susatyo justru mengkritisi korupsi dibalik pembelian itu yang tidak mengindahkan keselamatan manusia, bukan justru menghubung-hubungkan dengan ras tertentu, karena tidak ada hubungannya korupsi dengan asal muasal, sejak kapan korupsi dihubungkan dengan nenek moyang," katanya.

Ia menambahkan, DPR perlu berhati-hati dalam melakukan komunikasi massa, sebab hal itu sangat diperhatikan oleh masyarakat luas. "Memang dalam kehidupan sehari-hari, perbincangan personal kadang-kadang muncul stereotip seperti Batak lho, Minang lho, China lho. Tapi hal itu dalam perbincangan personal antar individu, tapi kalau kemudian dijadikan komunikasi massa apalagi anggota DPR tentu bobotnya menjadi berbeda," katanya.

Ia berharap, pernyataan Bambang Susatyo tersebut akan berpengaruh kepada citra partai politik, sehingga kader-kader partai politik akan berhati-hati dalam berkomunikasi dengan massa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement