Kamis 27 Feb 2020 23:13 WIB

Pasca Banjir Masih Ada 88 Titik Pengungsian di Jabodetabek

BNPB mengatakan masih ada 88 titik pengungsian di wilayah Jabodetabek.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Bayu Hermawan
Sejumlah anak-anak korban bencana Banjir (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah anak-anak korban bencana Banjir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusdalops Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan masih ada 88 titik pengungsian korban banjir yang tersebut di wilayah Jabodetabek dan Krawang, pada Kamis (27/2). Titik pengungsian korban banjir paling banyak terdapat di wilayah Jakarta Timur dengan jumlah 36 titik.

"Hingga hari ini, jumlah warga mengungsi sebanyak 12.608 KK (45.861 jiwa). Jumlah terbanyak teridentifikasi di Jakarta Timur dengan 7.496 KK (27.429 jiwa), sedangkan di wilayah Karawang sebanyak 3.591 KK (12.740 jiwa)," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo dalam keterangan tertulis.

Baca Juga

Selain di Jakarta Timur, Agus mengatakantitik pengungsian juga berada di Jakarta Utara 26 titik, Karawang 11, Jakarta Barat delapan, Kota Tangerang tiga, Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi dengan masing-masing dua titik. Sementara berdasarkan pantauan di lapangan, masih ada beberapa wilayah yang tergenang banjir dengan ketinggian air yang beragam.

"Di wilayah Kabupaten Bekasi, ketinggian air antara 20 hingga 150 sentimeter (cm), Kabupaten Tangerang 42 hingga 168 cm, Kota Tangerang 20 hingga 130 cm, dan Karawang 150 cm. Wilayah lain seperti  di DKI Jakarta, Kabupaten dan Kota Bogor, Kota Tangerang Selatan telah surut," ujarnya.

Sementara itu, pihaknya juga mengingatkan potensi hujan hingga beberapa hari ke depan. "Ini terkait dengan peringatan dini cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menginformasikan potensi cuaca berupa hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir pada dua hari ke depan. Wilayah yang perlu meningkatkan kesiapsiagaan, antara lain Jabodetabek dan Jawa Barat," ujarnya.

Agus menjelaskan, potensi cuaca ekstrem dipengaruhi oleh siklon tropis Ferdinand yang teridentifikasi muncul di Samudera Hindia, sebelah selatan Bali, yang diprediksi melemah dan bergerak ke arah barat-barat daya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement