Kamis 23 Jan 2020 18:35 WIB

Tol BORR Tembus Dramaga Segera Digarap

Pembangunan tol BORR Salabenda-Dramaga dalam tahap desain.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Indira Rezkisari
Pekerja beraktivitas di area pembangunan proyek Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) seksi III A ruas Simpang Yasmin - Salabenda sepanjang 2,6 km di Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (17/6/2019). Pembangunan tol BORR hingga tembus Dramaga akan segera dilakukan.
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Pekerja beraktivitas di area pembangunan proyek Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) seksi III A ruas Simpang Yasmin - Salabenda sepanjang 2,6 km di Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (17/6/2019). Pembangunan tol BORR hingga tembus Dramaga akan segera dilakukan.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Direktur PT Marga Sarana Jabar (MSJ) Hendro Atmojo menyatakan akan segera melanjutkan pembangunan jalan tol Bogor Outer Ring Road (BORR) hingga Jalan Dramaga. Pembangunan tersebut akan dilakukan pada proyek Tol BORR seksi IV.

"Kami ditugasi melanjutkan pembangunan dari Salabenda (Kota Bogor) ke Dramaga (Kabupaten Bogor) sepanjang 13 kilometer (km)," kata Hendro.

Baca Juga

Hendro mengatakan, pembangunan jalur tol BORR Salabenda-Dramaga tersebut dalam tahap desain. Dia menyebut, desain akan diupayakan untuk tidak bersinggungan dengan Sungai Cisadane.

Pembangunan tersebut, sambung Hendro, diharapakan dapat mengurangi kemacetan di Jalan Dramaga yang acap kali mengalami kemacetan. Tak hanya itu, dibangunnya tol BORR hingga Dramaga juga untuk mendukung perekonomian di wilayah Bogor bagian timur.

Selain itu, Hendro menambahkan, pembangunan diusahakan di luar lahan milik TNI Angkatan Darat lanut Atang Sanjaya (ATS). "Seksi IV itu kita usahakan tidak bersinggungan dengan ATS. Mudah-mudahan tidak ketemu, juga tanah Kopasus. Kalau ketemu 1.000 meter tidak papa, kalau dua hektare jangan," katanya.

Hendro menjelaskan, proyek tol BORR seksi IV masih menunggu penyelesaian seksi III A ruas Simpang Yasmin-Simpang Salabenda. Pasalnya, seksi III A yang ditargetkan rampung pada Desember 2020 harus mengalami keterlambatan.

Hendro menjelaskan, molornya pembangunan tersebut bukan murni karena kesalahan kontraktor. Kendala, sambung Hendro, dipengaruhi pihak ketiga yang lamban dalam melakukan pembahasan lahan. Selain itu, utilitas milik PLN juga menghambat gerak alat crane.

Hendro memaparkan, persoalan utilitas telah rampung dan dipindahkan PLN. Namun, persoalan lahan masih menyisakan tujuh bidang yang harus dibebaskan. Padahal, pihaknya telah membayar lahan tersebut kepada pemilik.

"Pembebasan lahan di Kayu Manis (Kecamatan Tanah Sareal). Ada beberapa biliknya orang Madura sampai saat ini belum digusur. Harusnya tanggal 17 (Desember) sudah digusur," tuturnya.

Meskipun demikian, dia menyatakan, pembebasan lahan akan segara diselesaikan. Dia menegaskan, telah mendesak pihak ke tiga untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

"Jadi sudah dibayar itu ganti utuh tapi silakan (pihak ketiga) bernegosiasi. Minggu depan targetnya," katanya.

Hendro menuturkan, seksi III A diagendakan dapat diresmikan pada pertengahan tahun 2020. Sehingga, peresmian tersebut dapat menjadi deretan yang diresmikan oleh Kementerian PUPR dan Presiden Joko Widodo.

"Per Juni harus dioperasionalkan karena saya sudah berjanji. Sehingga menjadi daftar tol yang diresmikan tahun 2020," katanya.

Untuk menyambungkan, Salabenda-Dramaga biayanya ditaksir mencapai Rp 2,4 triliun. Biaya tersebut, untuk pembebasan lahan dan juga konstruksi bangunan tol.

Direktur Teknik dan Operasi MSJ, Florysco Partogi Siahaan menuturkan, pihaknya telah menambah satu alat berat dari yang mulanya lima menjadi enam buah. Sehingga, proses pembangunan tol sepanjang 2,85 kilometer itu dapat diselesaikan.

"Kita terus mengakselerasi pengerjaan ini. Kita tambah alat," kata Florysco.

Florysco menjelaskan, telah membuat sistem kerja selama 24 jam secara shift (bergantian). Namun, dia mengakui, saat musim hujan, seluruh pekerja harus dihentikan demi keselamatan.

"Kalau BORR ini pada saat hujan ini berhenti. Tetapi kalau itu selesai kita lanjutkan," jelasnya.

Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria mendukung penuh upaya pembangunan tersebut. Arif mengakui, Jalan Dramaga seringkali menjadi wilayah yang memiliki kemacetan tinggi.

“Memang aktivitas di kawasan ini (Dramaga) banyak terhambat karena kemacetan yang luar biasa,” kata Arif.

Arif mengatakan, dengan pembangunan tol tersebut akses menuju IPB University dapat lebih terbuka. Sehingga, kemacetan yang sering terjadi bisa diurai.

“IPB juga memiliki berbagai jaringan dari pihak luar, jika tol tersebut ada, maka akses menjadi mudah,” ujar Arif.

Arif berharap, pembangunan tol itu dapat segera dilakukan. Sehingga, perekonomian di sekitar IPB University termasuk termasuk kecamatan sekitar dapat terus tumbuh dan berkembang. "Kami berharap secepatnya bisa segera direalisasikan," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement