REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Mabes Polri mengirim pimpinan Deputi Operasional Kapolri, Irjen Pol Soenarko, ke Tarakan, Kalimantan Timur, pada Rabu (29/9) untuk langsung mengendalikan operasional dan situasi.
"Deops Kapolri Irjen Pol Soenarko segera ke Tarakan untuk langsung mengendalikan operasional di sana," kata Wakil Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Wakadiv Humas) Polri, Brigjen Pol I Ketut Untung Yoga Ana di Jakarta.
Soenarko akan berangkat bersama dengan Ketua Ikatan Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (IKKS) untuk mengendalikan situasi di sana. Yoga mengatakan, situasi ini tidak boleh dibiarkan meningkatnya eskalasinya, karena itu harus dihentikan atau diredakan, agar peristiwa ini tidak melebar. "Keberangkatan beliau dalam rangka mencegah aspek ke depannya, dan melaporkannya ke kapolri dan presiden untuk mengambil langkah terbaik," kata Yoga, menambahkan.
Sebanyak lima orang tewas pada bentrok antarwarga di Kota Tarakan, Kalimantan Timur. Jajaran Polri yang dibantu TNI sedang berusaha mengendalikan kedua kelompok masyarakat yang sedang bertikai itu. Korban tewas itu bertambah pada bentrok yang berlangsung sejak Selasa malam hingga Rabu pagi.
Pada bentrok yang berlangsung Selasa hingga Rabu dinihari tadi, empat orang tewas dari kedua kelompok yang bertikai itu. "Jadi, jumlah seluruh korban pada bentrokan ini sejak mulai pecah pada Minggu malam sudah lima orang," ungkap salah seorang personil Polres Tarakan yang tidak ingin disebutkan namanya, saat dihubungi dari Samarinda, Rabu.
Hingga Selasa pagi, kedua kelompok yang bertikai terus terlibat bentrok di beberapa sudut Kota Tarakan. "Awalnya, bentrokan hanya berlangsung di pinggiran kota, mulai di kawasan Juwata hingga ke Jalan Gajah Mada dan Yos Sudarso. Namun, pagi ini (Rabu) bentrokan sudah meluas hingga ke Selumit Dalam," ucap salah seorang warga Tarakan yang tinggal di Selumit Dalam, Nanda.
Bersama ratusan warga lainnya, Nanda mengaku saat ini mengungsi di markas Kodim Tarakan. "Semuanya sudah mengungsi karena takut menjadi sasaran dari orang-orang yang sedang bertikai itu," jelas Nanda.