Sabtu 11 Sep 2010 03:31 WIB

TNI Jamin tak Ada Lagi Anggotanya yang Kritik Presiden

Rep: Antara/ Red: Budi Raharjo
Ilustrasi
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Panglima TNI, Jenderal Djoko Santoso, memandang perlu peningkatan pembinaan personel agar tidak ada lagi prajurit atau perwira yang mengkritik atasannya secara terbuka.

Ditemui di Jakarta, Jumat (10/9), dia mengatakan, "Tentu kita akan melakukan pembinaan. Ke depan, tidak ada lagi pelanggaran terhadap disiplin dan tata tertib seperti itu."

Sebelumnya, Kolonel Pnb Adjie Suradji sebelumnya menulis di sebuah harian nasional bertajuk "Pemimpin, Keberanian, dan Perubahan" pada 6 September 2010 yang membuat institusi TNI berang. Tindakan perwira menengah itu dinilai melanggar kode etik karena melakukan kritik terbuka terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang notabene adalah Panglima Tertinggi TNI.

Mabes TNI Angkatan Udara menegaskan ide dan pemikiran Kolonel Pnb Adjie Suradji tentang kritikan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bukan opini institusi, melainkan pribadi yang bersangkutan. Juru Bicara TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro menyatakan, TNI Angkatan Udara memegang teguh UU No. 34/2004 tentang TNI.

"Khususnya Pasal 2 yang memuat tentang jati diri yang salah satu klausulnya menyatakan bahwa TNI dilarang berpolitik praktis," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement