SANUR--Kembalinya duet Megawati dan Pramono Anung dinilai kurang kreatif. Pasalnya, PDIP membutuhkan ruang baru menjawab tantangan komunikasi politik yang selama ini menjadi kendala.
Pengamat politik Reform Institute, Yudi Latief, mengatakan, bila duet itu benar terwujud, struktur kepengurusan PDIP ke depan harus diisi dengan sosok muda yang bisa menjadi penyegar. Sekaligus menyeimbangkan figur Megawati dan Pramono.
''Kader seperti Maruarar Sirait, Ganjar Pranowo, dan Budiman Sujatmiko harus diakomodasi dalam struktur penting, sebagai penyeimbang figur lama partai,'' tutur Yudi, Rabu (7/4). Penyegaran dirasa Yudi perlu, mengingat Megawati dan Pramono sudah lama menduduki kursi ketua umum dan sekjen.
PDIP juga harus mulai mengurangi ketergantungannya pada sosok Megawati. Ia berharap ke depan PDIP tidak sekadar bisa mengandalkan trah Soekarno.
Sosok keturunan Bung Karno, ujar Yudi, dapat tetap dikedepankan sebagai perekat. ''Tetapi jangan terkesan partai didominasi keluarga,'' ucapnya.
Yudi menekankan pentingnya partai ini membuka peluang bagi kader di luar keluarga Soekarno. Kehadiran Puan, Prananda, atau Puti bukan hal buruk. Tetapi Yudi mengharapkan mereka mendapatkan posisi strategis di saat mereka memang sudah patut. Pemaksaan justru akan merugikan PDI.