Senin 06 Feb 2023 19:28 WIB

Lima Pendaki Ditemukan Selamat Usai Tersesat di Gunung Galunggung

Lima pendaki ditemukan selamat usai tersesat selama dua hari di Gunung Galunggung.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas mengevakuasi lima pendaki yang dilaporkan tersesat di Gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (6/2/2023) dini hari. Lima pendaki ditemukan selamat usai tersesat selama dua hari di Gunung Galunggung.
Foto: Dok. Tagana Kabupaten Tasikmalaya.
Petugas mengevakuasi lima pendaki yang dilaporkan tersesat di Gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (6/2/2023) dini hari. Lima pendaki ditemukan selamat usai tersesat selama dua hari di Gunung Galunggung.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sebanyak lima pendaki dilaporkan tersesat di Gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya, pada Ahad (5/2/2023). Kelima pendaki yang seluruhnya masih remaja itu ditemukan selamat oleh tim SAR gabungan pada Senin (6/2/2023) dini hari.

Site Manager Gunung Galunggung, Sumarsono, mengaku laporan adanya pendaki yang hilang itu. Namun, menurut dia, lima pendaki itu tidak masuk melalui jalur wisata menuju kawah Gunung Galunggung, melainkan melalui jalur dinding ari. 

Baca Juga

"Tadi ada yang sempat mencari ke sini, tapi di sini mah jalur mendakinya hanya dua, yang melalui tangga itu ke bibir kawah. Kalau ke dinding ari mah tidak ada jalur pendakiannya dari sini," kata Sumarsono saat dikonfirmasi Republika, Senin (6/2/2023).

Sumarsono menjelaskan, jalur pendakian melalui objek wisata tidak ada yang mengarah ke dinding ari Gunung Galunggung. Dinding ari Gunung Galunggung itu bukan merupakan kawasan objek wisata, melainkan kawasan di bawah wewenang Perhutani KPH Tasikmalaya. 

"Itu bukan daerah wisata, bisa dibilang itu ilegal," ujar dia.

Berdasarkan laporan dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Tasikmalaya, kelima pendaki yang berusia 16 hingga 20 tahun itu berangkat dari Curug Cimedang, Desa Sukaharja, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya, pada Sabtu (4/2/2023) sekitar pukul 14.00 WIB. Sekitar empat jam kemudian, lima pendaki itu sampai di puncak dinding ari Gunung Galunggung, tepatnya sekitar pukul 18.30 WIB. 

Ketua Bidang Operasi Tagana Kabupaten Tasikmalaya, Asep Ahmad Fauzi, mengatakan, lima pendaki itu sempat beristirahat usai mencapai puncak dinding ari Gunung Galunggung. Usai istirahat sejenak, lima pendaki itu mencoba untuk kembali turun. 

"Saat turun, mereka tak menemukan jalan yang sebelumnya dilalui. Akhirnya mereka kembali ke puncak dan menginap di sana," ujar Asep.

Setelah menginap semalam, lima pendaki itu mencoba kembali mencari jalur turun pada Ahad (5/2/2023) pagi. Namun, jalur yang mereka lalui untuk naik tak juga ditemukan. Alhasil, kelima pendaki asal Kabupaten Tasikmalaya itu kembali naik ke atas.

Ketika kembali menuju puncak, salah seorang pendaki mendapatkan sinyal di ponselnya. Pendaki itu kemudian menghubungi temannya yang berada di kaki Gunung Galunggung. 

Mendapat kabar itu, temannya didampingi dua orang warga setempat bergegas melakukan pencarian, tepatnya pada sekitar pukul 14.00 WIB. Namun, hingga Maghrib, pencarian terhadap kelima pendaki itu tak tak membuahkan hasil.

"Akhirnya warga mengontak Tagana. Kami juga kontak Basarnas," ujar Asep.

Menurut dia, tim SAR gabungan baru melakukan pencarian pada Ahad sekitar pukul 21.00 WIB. Tim dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama melakukan pencarian dari Curug Cimedang menuju puncak dinding ari Gunung Galunggung. Kelompok kedua melakukan pencarian dari Kebun Dalapan dengan arah menuju puncak dinding ari. 

"Lewat tengah malam, para pendaki itu ditemukan oleh tim pertama di jalur antara Curug Cimedang dan puncak. Kondisinya lemas karena mereka tidak membawa perbekalan. Akhirnya kami kasih makan dan bisa jalan lagi," kata Asep. 

Asep menjelaskan, jalur pendakian menuju puncak dinding ari Gunung Galunggung itu memang belum dibuka untuk umum. Namun, ada beberapa pendaki yang melakukan pendakian melalui jalur itu. 

Karena itu, ia mengimbau para pendaki yang mau melakukan pendakian ke puncak dinding ari melakukan persiapan yang cukup. "Perbekalan harus lebih dan diusahakan harus memiliki kemampuan navigasi darat. Karena jalurnya belum terbuka," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement