REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Komitmen Incubator Bisnis Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Pontianak terus mendampingi UMKM mahasiswa dan alumni dalam mengembangkan usahanya. Salah satunya dengan penyelenggaraan pendampingan tenant pertemuan 2 secara offline di Kampus Digital Kreatif Universitas BSI kampus Pontianak pada Selasa (31/1/2023).
Turut hadir pada kegiatan ini, narasumber Edi Suprianto yang merupakan CEO PT Borneo Istimewa Sejahtera, seorang trainer, dan fasilitator UMKM. Pendampingan ini tetap akan berlanjut hingga Februari mendatang.
Edi menerangkan ada 7 siklus penjualan yang dapat diterapkan di antaranya prospecting, preparing to contact, contacting and qualifying, presenting your product, handlings objections, closing the sale and follow ups.
“Hal lain yang tidak kalah penting bagaimana kita dapat sukses mempresentasikan produk kita ke calon pelanggan agar calon pelanggan tertarik dengan produk kita. Intinya harus bergerak waktunya beraksi, ciptakan kesadaran dan rasa ingin tahu terhadap produk atau layanan anda. Dengan cara ceritakan cara kerja produk atau layanan anda. Demonstrasikan dan tunjukkan keunggulan atau nilai spesifik dari produk yang ditawarkan. Jangan lupa diawali dengan 3 S, Senyum, Sapa, salam. Seorang wirausaha juga harus percaya diri dan memberikan empati agar kita lebih dekat ke target pelanggan kita,” jelas Edi dalam keterangan rilis, Jumat (3/2/2023).
Edi juga menjelaskan cara mengatasi keluhan dari pelanggan dapat dilakukan dengan mendengarkan keluhan pelanggan dan berterima kasih telah menyampaikan permasalahan tersebut langsung dengan kita.
Sementara itu, Kartika Handayani selaku koordinator plt Innovation Center Universitas BSI mengatakan kegiatan ini kali kedua diselenggarakan berkat kerja sama tim ICU BSI. Ia berharap semoga kerja sama ini dapat menciptakan inovasi terhadap produk.
“Harapannya para peserta khususnya UMKM, mahasiswa dan alumni dapat terus berinovasi terhadap produknya, mempunyai ciri khas produk, jangan cepat bosan, dan dapat percaya diri dalam memperkenalkan produk dengan menjadikan nilai tambah produk tersebut sebagai kekuatan sehingga dapat memberikan ketertarikan ke konsumen dan dapat lebih dikenal masyarakat luas,” tandasnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
