Kamis 10 Nov 2022 01:30 WIB

Pakar: Potensi Tsunami Akibat Gempa Megathrust Perlu Diwaspadai

Tsunami akibat gempa bumi megathrust dapat menimbulkan bencana luar biasa

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah bagian bangunan yang rusak akibat tsunami tahun 2018 masih berdiri di sekitar Pantai Taman Ria, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (2/8/2022). Tsunami akibat gempa bumi megathrust dapat menimbulkan bencana luar biasa.
Foto: ANTARA/Basri Marzuki
Sejumlah bagian bangunan yang rusak akibat tsunami tahun 2018 masih berdiri di sekitar Pantai Taman Ria, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (2/8/2022). Tsunami akibat gempa bumi megathrust dapat menimbulkan bencana luar biasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pakar tsunami dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Widjo Kongko mengatakan potensi tsunami akibat gempa bumi megathrust perlu diwaspadai dengan meningkatkan mitigasi.

"Perlu adanya upaya mitigasi dan peningkatan kewaspadaan dan khususnya sistem peringatan dini dan jalur serta tempat evakuasinya," kata Widjo sebagaimana dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (9/11/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan bahwa bagian selatan Jawa dan barat daya Sumatra menyimpan potensi gempa bumi megathrust yang harus diwaspadai ancamannya meskipun tidak diketahui kapan terjadinya. Gempa bumi megathrust, menurut dia, berpotensi menimbulkan tsunami dibagian selatan Jawa dan barat daya Sumatera, dan bisa menjalar melalui Selat Sunda, memasuki Pantai Utara Jawa dan tenggara-timur Sumatra.

Dampak tsunami tersebut bisa lebih besar dibandingkan dengan dampak tsunami yang terjadi di Aceh tahun 2004. Tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 menyusul gempa dengan magnitudo 9,3 di dasar Samudera Hindia menyebabkan 230 ribu orang meninggal.

Widjo mengemukakan pentingnya menanggapi serius hasil penelitian terbaru Pepen Supendi dan tim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tentang potensi tsunami dari gempa megathrust di selatan Pulau Jawa. Hasil penelitian yang terbit pada Oktober 2022 itu menyebutkan gempa bumi megathrust dengan magnitudo 8,9 berpotensi menimbulkan tsunami setinggi 34 meter.

Menurut EOS Science News By American Geophysical Union, gempa megathrust terjadi akibat pecahnya batas lempeng di bidang kontak dua lempeng tektonik yang bertemu di zona subduksi. Kondisi tersebut mengakibatkan gerakan relatif antar lempeng tidak terbendung dan tekanan terkumpul di area dua lempeng, yang akan dilepaskan melalui gempa dahsyat yang disebut megathrust.

Widjo mengatakan tsunami akibat gempa bumi megathrust dapat menimbulkan bencana luar biasa. Karenanya daerah-daerah tepi pantai di wilayah Pulau Jawa dan Sumatra serta negara-negara di sekitar Samudra Hindia perlu meningkatkan upaya mitigasi.

Menurut dia, strategi mitigasi bencana yang sudah ada perlu ditinjau kembali, dievaluasi, dan diperbaiki guna mengantisipasi kemungkinan terjadi tsunami akibat gempa bumi megathrust. "Review (tinjau) kembali dokumen rencana kontingensi dan rencana operasi, peta-peta jalur evakuasi, sistem peringatan dini untuk mitigasi tsunami, terutama di wilayah pesisir Jawa-Sumatera. Serius dan segera," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement