Sabtu 15 Oct 2022 22:22 WIB

Satgas: Subvarian Baru COVID-19 Diharapkan tak Menimbulkan Lonjakan Kasus

Vaksinasi bakal digencarkan pada kelompok rentan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Muhammad Fakhruddin
Satgas: Subvarian Baru COVID-19 Diharapkan tak Menimbulkan Lonjakan Kasus (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Satgas: Subvarian Baru COVID-19 Diharapkan tak Menimbulkan Lonjakan Kasus (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Satgas Penanganan COVID-19 yang juga merupakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto mengatakan,  Indonesia berpotensi menghadapi siklus tantangan adanya sub varian Covid-19 baru  pada awal tahun 2023. Namun, terdapat kemungkinan varian Corona baru yang kelak hadir tidak akan lebih berbahaya dibandingkan Delta atau Omicron.  

Suharyanto membenarkan adanya kemungkinan varian baru COVID -19 setiap 6 bulan sekali . Namun, beberapa sub-varian baru yang ada di beberapa negara saat ini tidak terlalu memengaruhi lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia. . 

Baca Juga

"Walaupun sudah masuk 2 varian baru di Singapura dan India, untuk Indonesia tapi di Indonesia tidak menimbulkan kenaikan kasus," ungkap Suharyanto saat dikonfirmasi Sabtu (15/10/2022) malam.

Suharyanto menekankan, agar dalam beberapa bulan mendatang kemunculan varian Corona baru tidak terlalu memengaruhi kondisi warga RI, karena vaksinasi bakal digencarkan pada kelompok rentan. Menurutnya, saat ini tak akan ada lagi alasan stok vaksin yang menipis, karena Indonesia sudah memiliki vaksin produk dalam negeri IndoVac.

PT Bio Farma (Persero) memastikan akan terus berkomitmen agar Vaksin IndoVac dapat memberikan manfaat besar bagi sektor kesehatan di Tanah Air. Oleh sebab itu, Bio Farma terus bekerja sama dengan berbagai universitas di dalam negeri dalam melakukan uji klinis IndoVac baik untuk vaksinasi usia 12-17 tahun yang sedang berjalan maupun untuk usia di bawah 12 tahun.

Vaksin IndoVac untuk vaksinasi primer (dosis 1 & 2) untuk usia dewasa (18+) telah mendapatkan use emergency authorization (EUA) atau izin penggunaan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada 24 September 2022. Setelah itu Bio Farma telah melaksanakan uji klinis IndoVac untuk vaksinasi lanjutan/penguat (booster) sejak 1 September - 10 Oktober 2022 dan hasil uji itu telah diajukan ke BPOM untuk ditinjau kelayakannya. Bio Farma kini menunggu keputusan BPOM untuk EUA Vaksin IndoVac booster dewasa yang diharapkan keluar akhir Oktober 2022.

Tak berhenti sampai di situ, Bio Farma terus mengembangkan IndoVac agar dapat dierima sebagai vaksin Covid-19 untuk anak usia 12 - 17 tahun. Uji klinis untuk kelompok usia itu telah berlangsung sejak 6 Oktober 2022. Holding BUMN Farmasi ini mengharapkan UEA IndoVac untuk vaksinasi anak (12-17 tahun) akan diterbitkan BPOM pada awal Desember 2022.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menegaskan bahwa portofolio IndoVac semakin luas demi menjangkau seluruh lapisan masyarakat Indonesia dalam mendapatkan vaksin baik primer dewasa, booster dewasa, usia 12-17 tahun, dan vaksinasi untuk anak-anak usia di bawah 12 tahun.

 "Dari uji klinis hasil kerja sama para ilmuwan Bio Farma yang bekerja dengan peneliti dari berbagai universitas di Indonesia, terlihat data ilmiah IndoVac memiliki keamanan yang baik, memiliki efektivitas yang lebih bagus dari vaksin pembanding dengan efikasi di atas 80 persen, serta halal. Bahkan yang paling penting, seperti yang telah disampaikan Bapak Presiden Jokowi saat peluncuran IndoVac, ini adalah produksi dalam negeri karya putra-putri terbaik bangsa, khususnya kaum muda. Selanjutnya, kalau memang diperlukan, kami siap melakukan  uji klinis vaksinasi untuk anak usia 11 tahun ke bawah," tuturnya, Jumat (14/10/2022).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement