Selasa 27 Sep 2022 19:05 WIB

Polarisasi Tajam Diprediksi Bakal Terjadi Kembali Jika Hanya 2 Capres Pemilu 2024

Polarisasi muncul jika tim capres melakukan strategi 'pembusukan' lawan politik.

Rep: Febryan A/ Red: Ratna Puspita
Pengamat Politik Ujang Komarudin
Foto: Prayogi/Republika.
Pengamat Politik Ujang Komarudin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin memprediksi polarisasi atau pembelahan masyarakat bakal tetap terjadi saat gelaran Pemilu 2024. Intensitas polarisasinya akan sangat ditentukan oleh jumlah calon presiden (capres).

"Kalau 2024 itu dua pasangan calon presiden, misalkan, ya bisa polarisasinya semakin tinggi, semakin tajam," kata Ujang kepada Republika, Selasa (27/9/2022).

Baca Juga

Ujang menjelaskan, prediksinya itu merujuk pada fenomena polarisasi masyarakat saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Ketika itu, polarisasi tajam terjadi karena hanya ada dua pasangan calon, yakni Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.

Masyarakat ketika itu memang terbelah jadi dua kelompok sesuai capres yang didukung. Perseteruan tanpa henti antara dua kelompok ini dikenal dengan istilah 'Cebong versus Kampret'.

Menurut Ujang, polarisasi tajam bisa diminimalisir saat Pemilu 2024 jika terdapat tiga atau empat capres. Poros ketiga dan keempat ini akan mencegah masyarakat terbelah jadi dua kubu yang saling berhadap-hadapan.

"Polarisasi bisa diminimalisir karena ada pemecah ombak, pemecah gelombang karena pertarungannya tidak dua kubu, tidak dua seteru," ujarnya.

Dia menekankan, meksi polarisasi bisa dikurangi dengan skema tiga atau empat capres, pembelahan masyarakat akan tetap ada saat Pemilu 2024. Polarisasi akan tetap muncul sepanjang tim sukses capres ataupun partai pengusungnya terus melakukan strategi "pembusukan" terhadap lawan politik. 

"Dalam konteks membusuk - busuki lawan ini, kan bisa dengan menghantam lawan politik, menafikkan, pembunuhan karakter, lalu mengkasus - kasukan, memfitnah, menebar hoaks dan sebagainya. Nah itu lah sebenarnya yang akan memunculkan polarisasi masyarakat," kata Ujang.

Menurut Ujang, untuk benar-benar menekan potensi terjadinya polarisasi, maka elite politik harus meninggalkan strategi "pembusukan" lawan. Baginya, percuma elite dan partai membuat pakta integritas mewujudkan pemilu damai dan aman, tapi di belakang layar menebar kebencian berbasis isu SARA terhadap lawan. 

"Kalau mereka tidak menebar kebencian, fitnah, hoaks, barulah polarisasi bisa dihindari," katanya.

Sebelumnya, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Rahmat Bagja menyatakan, polarisasi masyarakat kemungkinan akan kembali terjadi saat gelaran Pemilu 2024. Pemicunya karena ada persaingan ketat antarcalon presiden.

Bagja pun meminta para Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk tidak ikut terbelah. Jangan pula ASN ikut memperkeruh situasi sehingga membuat polarisasi jadi semakin parah dengan menyebar konten fitnah dan hoaks di media sosial.

"Ke depan mungkin pembelahan akan terjadi. Kami inginkan ASN tidak ikut dalam polarisasi pembelahan jika terjadi kompetisi yang sangat ketat pada Pilpres mendatang," kata Bagja saat membuka Rakornas Bawaslu dan Kepada Daerah terkait netralitas ASN, yang dipantau secara daring dari Jakarta, Selasa (27/9/2022). 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.

(QS. Al-Hajj ayat 5)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement