Rabu 22 Jun 2022 04:50 WIB

PB IDI Minta Pemerintah Kaji Kembali Kebijakan Lepas Masker

IDI meminta masyarakat tetap pakai masker di ruangan terbuka maupun tertutup.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Fuji Pratiwi
Orang-orang memakai masker (ilustrasi). PB IDI meminta pemerintah mengkaji kembali kebijakan lepas masker di tempat umum.
Foto: AP/Mark Schiefelbein
Orang-orang memakai masker (ilustrasi). PB IDI meminta pemerintah mengkaji kembali kebijakan lepas masker di tempat umum.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia kembali mencatat kenaikan kasus Covid-19 selama beberapa pekan terakhir. Kementerian Kesehatan memperkirakan jumlah kasus akan terus meningkat hingga akhir Juli tahun ini.

Ketua Bidang Penanganan Penyakit Menular PB IDI, Dr dr Agus Dwi Susanto, SpP(K), meminta pemerintah mengkaji kembali kebijakan lepas masker di tempat umum. PB IDI juga meminta pemerintah dan masyarakat untuk menggiatkan kembali vaksinasi booster untuk Covid.

Baca Juga

Tak hanya pemerintah, PB IDI juga meminta masyarakat untuk tetap melakukan protokol kesehatan ketat. seperti mengenakan masker, mencuci tangan, dan menggunakan hand sanitizer.

"Kami mengingatkan masyarakat untuk waspada akan penyakit lainnya yang muncul di musim pancaroba ini, seperti Demam Berdarah Dengue, Cacar Monyet, Hepatitis Akut, serta sejumlah penyakit lainnya yang berpotensi timbul," kata dr Agus dalam Konferensi Pers di Kantor PB IDI, Jakarta Pusat, Selasa (21/6/2022).

 

PB IDI juga memberikan beberapa rekomendasi dari Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI terkait pencegahan Covid dan penyakit menular lainnya. Pertama, masyarakat diimbau tetap gunakan masker di ruang terbuka dan di ruang tertutup.

"Tingkatkan kembali kegiatan Tracing and Testing. Tingkatkan Cakupan Vaksinasi termasuk Booster," kata Ketua Umum PB IDI, dr Adib Khumaidi, SpOT.

PB IDI juga mengimbau para pemangku kebijakan seperti gubernur dan bupati untuk melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan cakupan vaksinasi booster. Terutama, cakupan vaksinasi anak yang perlu ditingkatkan menjelang PTM 100 persen di tahun ajaran baru.

"Aturan PCR negatif untuk pelaku perjalanan kembali diberlakukan," kata Adib.

Terus memberikan edukasi secara masif dan terus menerus tentang upaya pencegahan. Karena pandemi belum berakhir, mengingat masyarakat sudah jenuh dengan pandemi.

"Tetap Patuhi protokol kesehatan. Jangan lengah walaupun bila nanti kasus menurun," tegas Adib.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement