REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Andi Widjajanto meminta masyarakat Indonesia agar siap dalam menghadapi berbagai ancaman krisis. Termasuk salah satunya yakni krisis pangan.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mengatakan sudah bisa dilihat bahwa perjalanan sejarah menunjukkan 70 tahunlalu, saat peletakan batu pertama pendirian fakultas pertanian yang kini menjadi Institut Pertanian Bogor (IPB), Presiden pertama RI Soekarno mengingatkan bahwa persoalan pangan adalah tentang hidup dan matinya suatu bangsa.
Kondisi itu, lanjut Lestari, menuntut semua pihak untuk tidak sekadar berbicara mewujudkan tantangan, tetapi penting mewujudkan kedaulatan pangan yang tercermin dariketersediaan bahan pangan yang cukup."Bicara ketahanan pangan, banyak sekali masalah yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan satu sama lain. Kita juga berbicara lahan pertanian produktif yang terus menyusut, kemudian bagaimana berkurangnya jumlah tanah persawahan, alih fungsinya tanah persawahan, dan masih banyak lagi hal-hal yang perlu menjadi perhatian kita semua," jelasnya.
Dalam situasi geopolitik dunia, tambahnya, isu ketahanan pangan tentu menjadi bagian tak terpisahkan. Dalam konteks konflikRusia dan Ukraina, dia mengingatkan komitmen dan prinsip non-blok Indonesia dalam upaya mengakhiri perang tersebut demi kemanusiaan."Apalagi saat ini kita juga masih bergantung dari beberapa komoditas yang berasal dari negara-negara tersebut," katanya.
Dia berharap diskusi terfokus tersebutdapat menghasilkan pendasaran ilmiah dan faktual terkait perkembangan terkini yang bersumber dari semua permasalahan yang sedang dihadapi."Dari sinilah nanti kami harapkan, mudah-mudahan kita dapat memetik setiap pemikiran untuk merangkum sebuah langkah strategis dan dapat menyampaikankepada para pengambil kebijakan untuk mengambil keputusan dan memperkaya politik gagasan yang menjadi nadi perjuangan," kata dia.
Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bangsa Indonesia harus membangun sebuah strategi baru untuk menghadapi berbagai ancaman yang mungkin terjadi. Yang terpenting, tambahnya, Indonesia perluterus mempertahankan dan meningkatkan produktivitas."Kita pertahankan dengan produktivitas yang ada sekarang dengan berbagai koreksi penting menjadi catatan. Kemudian, kita coba membangun strategi baru untuk menghadapi climatechangeyang ada dan memang krisis pangan yang bisa saja kita hadapi," ujarnya.