Kamis 31 Mar 2022 16:16 WIB

Tanah Abang Ramai Pengunjung Menjelang Ramadhan

Pasar Tanah Abang mulai ramai karena warga berbelanja aneka kebutuhan Ramadhan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pengunjung memadati area skybridge multiguna Tanah Abang, Jakarta, Senin (28/3/2022). Menjelang bulan suci Ramadhan 1443 Hijirah, Pasar Tanah Abang mulai dipadati warga yang hendak berbelanja busana muslim. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengunjung memadati area skybridge multiguna Tanah Abang, Jakarta, Senin (28/3/2022). Menjelang bulan suci Ramadhan 1443 Hijirah, Pasar Tanah Abang mulai dipadati warga yang hendak berbelanja busana muslim. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Kamis (31/3/2022) ramai pengunjung yang berbelanja berbagai kebutuhan menjelang Ramadhan. Ratusan sepeda motor terpaksa diparkir di bahu jalan sepanjang kawasan Tanah Abang. Selain untuk parkir, sebagian bahu jalan yang seharusnya dipakai untuk pejalan kaki menjadi lapak pakaian dan pernak-pernik.

Sebagian warga tetap menggunakan masker saat mengunjungi setiap gerai pakaian. Namun sebagian besar pedagang dan pembeli tidak memakai masker saat bertransaksi di pasar tersebut.

Baca Juga

Gerai pakaian muslim seperti gamis dan baju koko menjadi tempat yang paling ramai pengunjung. Salah satu penjual baju gamis bernama Firdaus mengatakan situasi ramai ini sudah terasa sejak 28 Maret 2022. Pengunjung yang datang tidak hanya dari dalam kota, melainkan dari luar wilayah DKI dan Pulau Jawa.

"Sudah ramai sejak tanggal 28 kemarin. Biasanya sih sepi-sepi aja," kata Firdaus.

Dia menduga ramainya wilayah Tanah Abang lantaran pemerintah telah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2. Sebelum pemberlakuan PPKM Level 2, Firdaus mengaku situasi pasar cukup sepi. Dalam sehari dirinya hanya menjual lima sampai 10 potong pakaian.

Saat situasi ramai, dia bisa menjual lima sampai 10 lusin pakaian dalam satu hari dengan harga Rp 150 ribu per potong. "Ya Alhamdulillah jadi ramai walaupun tidak seramai waktu sebelum pandemi," kata dia.

Hal berbeda dikatakan Yogi, selaku penjual pakaian anak. Menurut dia, situasi saat ini masih belum terlalu ramai. Puncak keramaian terjadi 10 hari sebelum Lebaran.

"Nah justru ramainya di situ. Kalau sekarang masih biasa saja," kata dia. "Kalau 10 hari sebelum lebaran, saya bisa narik omzet Rp 5 juta sampai Rp 7 juta per hari," ungkap Yogi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement