Rabu 19 Jan 2022 04:22 WIB

Harga CPO Diprediksi Bertahan Mahal Didorong Permintaan Kuat

Kenaikan harga CPO sejak 2020 hingga kini jadi sejarah bagi komoditas sawit.

Seorang pekerja memilah buah sawit yang baru dipanen di perkebunan kelapa sawit di Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Indonesia, 13 Juli 2021. Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) diprediksi masih bertahan mahal minimal hingga Maret 2022.
Foto: EPA-EFE/DEDI SINUHAJI
Seorang pekerja memilah buah sawit yang baru dipanen di perkebunan kelapa sawit di Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Indonesia, 13 Juli 2021. Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) diprediksi masih bertahan mahal minimal hingga Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) diprediksi masih bertahan mahal minimal hingga Maret 2022. Ini didorong oleh permintaan yang semakin tinggi di pasar internasional.

"Harga CPO pada 18 Januari misalnya sudah Rp 14.805 per kg dan tercatat sebagai harga paling tinggi hingga pertengahan Januari 2022," ujar Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumatera Utara, Darma Sucipto di Medan, Selasa (18/1/2022).

Baca Juga

Harga rata-rata CPO di 2021 sebesar Rp 11.753 per kg dengan paling tinggi terjadi pada 3 November atau mencapai Rp 14.893 per kg. Harga CPO yang naik didorong permintaan yang terus meningkat baik dari dalam dan luar negeri.

Permintaan dalam negeri yang meningkat akibat adanya program biodiesel B30 yang terus berkembang. Sementara permintaan yang meningkat dari luar negeri juga didorong berkembangnya industri hilir di berbagai negara.

"Harga CPO semakin menguat dampak faktor adanya kekhawatiran pasokan CPO dari negara produsen khususnya Indonesia yang semakin terbatas. Akibat khawatir itu, importir membeli lebih banyak CPO sehingga mendorong kenaikan harga," katanya.

Kenaikan harga CPO juga didorong masih sedikitnya produksi karena musim trek. "Laju permintaan konsumen yang lebih cepat dari pasokan.mendorong kenaikan harga," katanya.

Permintaan dari pasar luar negeri diprediksi semakin meningkat dengan adanya rencana India menurunkan bea masuk CPO dan termasuk dengan adanya rencana Indonesia menerapkan B40. Darma menyebutkan kenaikan harga CPO yang terjadi sejak tahun 2020 hingga awal 2022, menjadi sejarah perdagangan komoditas itu. Biasanya, kata dia, lonjakan harga berlangsung paling lama 3-6 bulan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement