Ahad 09 Jan 2022 15:51 WIB

Sudah Divaksin Lengkap Masih Tertular Omicron? Ini Kata IDI

Vaksin Covid-19 mencegah perburukan dan kematian termasuk dari Omicron.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Petugas memeriksa aplikasi PeduliLindungi yang terpasang di telepon pintar milik pengunjung suatu tempat hiburan malam di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (8/1/2022) malam. Petugas gabungan melakukan pemeriksaan sertifikat digital vaksin pertama dan kedua serta melakukan tes usap antigen kepada pengunjung tempat hiburan malam guna mengantisipasi penyebaran COVID-19.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Petugas memeriksa aplikasi PeduliLindungi yang terpasang di telepon pintar milik pengunjung suatu tempat hiburan malam di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (8/1/2022) malam. Petugas gabungan melakukan pemeriksaan sertifikat digital vaksin pertama dan kedua serta melakukan tes usap antigen kepada pengunjung tempat hiburan malam guna mengantisipasi penyebaran COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) angkat bicara mengenai seseorang yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 dua dosis lengkap namun masih tertular varian baru Omicron. IDI menegaskan, seseorang yabg sudah divaksin masih bisa terinfeksi Covid-19 meskipun peluangnya diminimalisir.

"Vaksin Covid-19 bermanfaat mencegah agar tidak terjadi perburukan dan kematian (akibat infeksi virus). Artinya meski sudah divaksin dosis lengkap, masih mungkin bisa tertular meskipun dapat diperkercil (kemungkinannya)," ujar Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih saat dihubungi Republika, Ahad (9/1/2022).

Baca Juga

Daeng menekankan, vaksin mencegah perburukan kondisi tubuh dan kematian akibat penularan virus. Terkait jenis vaksin yang efektif menghindari infeksi virus, Daeng mengaku belum ada.

Ia menjelaskan, semua jenis vaksin masih memberikan peluang untuk terinfeksi. Oleh karena itu, Daeng meminta masyarakat supaya tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) dan segera mendapatkan vaksin.

Vaksin yang Daeng maksud adalah vaksin lengkap dua dosis dan mendapatkan penguat (booster). Selain itu, Daeng berharap pemerintah tetap menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), kemudian pelacakan (tracing), pemeriksaan (testing), dan penyiapan tempat dan sarana prasaran pelayanan.

Sebelumnya, Juru bicara vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan, mayoritas kasus terinfeksi Omicron adalah mereka yang sudah divaksinasi lengkap dan tidak bergejala sampai bergejala ringan. Artinya, vaksinasi dapat mengurangi tingkat keparahan akibat Covid-19.

"Namun, upaya vaksinasi saja tidak cukup, harus dibarengi dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan ketat untuk menjamin seseorang aman dari tertular maupun menularkan Covid-19 kepada orang lain," kata Nadia di Jakarta, pada Sabtu (8/1/2022) sore.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan kasus konfirmasi Omicron di Tanah Air bertambah 57 orang pada Jumat (7/2/2022). Dilansir dari keterangan resmi Kemenkes RI melalui laman sehatnegeriku.com, penambahan 57 orang itu terdiri atas tujuh orang transmisi lokal dan 50 orang pelaku perjalanan luar negeri. Dengan adanya penambahan tersebut, sehingga total konfirmasi Omicron di Indonesia saat ini mencapai 318 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement