Ahad 26 Dec 2021 06:00 WIB

Banjir di Kabupaten Bandung Berangsur Surut

Longsor juga dilaporkan terjadi di empat desa di Kabupaten Garut pada Sabtu kemarin.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Genangan banjir di Jalan Raya Dayeuh Kolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Ahad (28/11). Intensitas curah hujan yang tinggi pada Sabtu (27/11) sore hingga malam menyebabkan meluapnya Sungai Citarum. Saat ini banjir merendam pemukiman dan jalan setinggi 30 sentimeter hingga 50 sentimeter.
Foto: Dimas Rachmatsyah (Mgj1)
Genangan banjir di Jalan Raya Dayeuh Kolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Ahad (28/11). Intensitas curah hujan yang tinggi pada Sabtu (27/11) sore hingga malam menyebabkan meluapnya Sungai Citarum. Saat ini banjir merendam pemukiman dan jalan setinggi 30 sentimeter hingga 50 sentimeter.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir melanda dua kecamatan di Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat pada Jumat (24/12) sore pukul 16.30 waktu setempat. Kondisi hingga Sabtu (25/12) pukul 17.40 WIB, banjir dilaporkan berangsur surut. 

Banjir dilaporkan terjadi akibat meluapnya Sungai Cigalumpit, anak Sungai Ciyasana, dan Sungai Cibeusi setelah terjadi hujan deras. Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siaran persnya, merilis wilayah yang terdampak, yaitu Desa Cileunyi Wetan di Kecamatan Cileunyi, dan Desa Rancaekek Kulon dan Rancaekek Wetan di Kecamatan Rancaekek. 

Baca Juga

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaporkan sebanyak 878 keluarga atau 2.987 jiwa terdampak dengan rincian 2.703 jiwa berasal dari Kecamatan Rancaekek dan 284 jiwa lainnya berasal dari Kecamatan Cileunyi. Hingga siaran pers ini dirilis, belum ada catatan warga yang mengungsi akibat kejadian tersebut. 

Selain korban jiwa, banjir juga berdampak pada 60 unit rumah warga, 1 diantaranya mengalami rusak berat. Dua unit masjid terendam, 1 unit jembatan penyeberangan rusak berat, dan 5 hektar sawah terendam.

Hujan deras dan meluapnya 3 sungai di atas juga menyebabkan salah satu tebing mengalami longsor sepanjang 10 meter dengan tinggi mencapai 5 meter. Tidak ada korban jiwa akibat banjir dan longsor tersebut.

Merespons dua fenomena tersebut, BPBD Provinsi Jawa Barat telah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Bandung untuk melakukan penanganan darurat. Sebagai upaya percepatan penanganan darurat, BPBD juga berkoordinasi dengan pihak terkait di antaranya Kepala Desa Cileunyi Wetan, Babinsa Cileunyi Wetan, Bhabinkamtibmas Desa Cileunyi Wetan, Damkar Po Unit Cileunyi, FPRB Kab. Bandung, Relawan Bedas 96, dan Destana Nanjung Mekar.

Longsor Garut

Selain itu, longsor juga dilaporkan terjadi di empat desa di Kabupaten Garut pada Sabtu (25/12) pukul 14.30 WIB. Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Garut melaporkan hujan deras yang terjadi selama kurang lebih 3 jam di wilayah itu menyebabkan longsor yang mengancam 179 jiwa.

Sebagian warga yang terdampak mengungsi ke rumah kerabat yang dirasa lebih aman. Warga yang terdampak berasal dari Desa Mekarmulya, Desa Mekarwangi, dan Desa Selaawi di Kecamatan Talegong, dan Desa Sukamaju di Kecamatan Sukamaju.

Selain korban jiwa, longsor menyebabkan 3 unit bangunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan 1 unit posyandu rusak berat. Dua akses jalan desa juga dilaporkan terputus.

BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca hingga 30 Desember 2021 yang menyatakan Provinsi Jawa Barat berpotensi mengalami cuaca ekstrem berupa puting beliung maupun hujan lebat yang dapat menimbulkan bahaya lanjutan seperti banjir dan tanah longsor.

Dalam satu minggu ke belakang, kejadian banjir dan longsor juga dilaporkan terjadi di Jawa Barat seperti banjir di Kabupaten Sumedang, dan pergerakan tanah di Kabupaten Bogor.

"Dengan adanya beberapa laporan bencana hidrometeorologi juga prakiraan cuaca BMKG di wilayah Jawa Barat, BNPB mengimbau pemerintah daerah khususnya BPBD untuk meningkatkan kewaspadaan dan senantiasa siaga menghadapi potensi bahaya susulan," kata Muhari.

Selain itu, BPBD diharapkan dapat memastikan ketersediaan logistik di wilayah berisiko tinggi bencana hidrometeorologi basah sebagai bentuk kesiapsiagaan apabila dibutuhkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement