Rabu 08 Dec 2021 16:52 WIB

Pengembangan Perikanan Budi Daya Berbasis Komoditas Unggulan Setempat

Komoditas unggulan berbeda untuk kabupaten/kota pesisir dan non-pesisir.

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan  IPB University,  Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS menyampaikan materi pada Rapat Koordinasi Penguahan Kelembagaan Pengelola Perairan Umum Daratan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Aceh, di Takengon, Rabu (8/12).
Foto: Dok RD Institute
Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS menyampaikan materi pada Rapat Koordinasi Penguahan Kelembagaan Pengelola Perairan Umum Daratan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Aceh, di Takengon, Rabu (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  – Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan  IPB University,  Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS memberikan saran terkait pengembangan perikanan budidaya. Menurutnya, penguatan dan pengembangan usaha perikanan budidaya di setiap kabupaten dan kota hendaknya berbasis komoditas unggulan setempat (lokal).  

“Untuk kabupaten/kota non-pesisir, komoditas/spesies unggulannya adalah jenis-jenis ikan perairan tawar, seperti: ikan nila, gurame, mas, patin, lele, baung, lobster air tawar, udang galah, dan ikan hias,” kata Prof Rokhmin Dahuri saat menjadi narasumber  Rapat Koordinasi Penguahan Kelembagaan Pengelola Perairan Umum Daratan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Aceh, di Takengon, Rabu (8/12).

Sedangkan untuk kabupaten/kota pesisir, komoditas unggulan di perairan laut adalah  kakap putih, kerapu, kerang hijau, kerang darah, gonggong, lobster, bawal bintang, dan rumput laut (Euchema spp).  Kemudian, komoditas unggulan perairan payau (tambak) adalah  udang vaname, nila salin, bandeng, kepiting, dan rumput laut (Gracillaria spp).  “Kemudian komoditas unggulan di perairan tawar adalah ikan nila, gurame, mas, patin, lele, baung, lobster air tawar, udang galah, dan ikan hias,” papar  Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) itu. 

photo
Bupati Aceh Tengah Drs Shabela Abubakar dan sejumlah tokoh menebar benih ikan di Danau Laut Tawar, Takengon, Provinsi Aceh, Rabu (8/12).  (Foto: Dok RD Institute)

Dalam kesempatan tersebut, Prof Rokhmin juga membahas tentang pentingnya  pengembangan usaha akuakultur untuk menghasilkan komoditas (raw materials) untuk industri farmasi, kosmetik, functional foods & beverages, pupuk, pewarna, biofuel, dan beragam industri lainnya. Juga, revitalisasi dan pembangunan baru hatchery untuk berbagai komoditas unggulan, sesuai kebutuhan.

“Tidak kalah pentingnya, pengembangan pabrik pakan mandiri, dengan sumber protein non-fishmeal (tepung ikan) yang berkualitas, harga relatif murah, dan supply kontinu,” kata Rokhmin dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Ia juga membahas tentang perikanan tangkap dan hal-hal lain terkait pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya kelautan, perikanan dan perairan umum darat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi inklusif, ketahanan pangan, dan kesejahteraan masyarakat Aceh secara berkelanjutan.

Rakor itu diikuti dengan penebaran benih ikan di Danau Laut Tawar, Takengon. Penebaran benih ikan dilakukan oleh Bupati Aceh Tengah  Shabela Abubakar, Sekda, Dandim, Polres dan Forkompimda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement