Senin 15 Nov 2021 17:07 WIB

182 Warga Sukawangi Terdampak Pergeseran Tanah

Pergeseran tanah di Sukawangi ini juga pernah terjadi 19 tahun lalu

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Andi Nur Aminah
Rumah warga terdampak pergeseran tanah (ilustrasi)
Foto: dok. BPBD Kab Bandung Barat
Rumah warga terdampak pergeseran tanah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebanyak 182 warga Kampung Cigadel, Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor harus mengungsi lantaran rumahnya terdampak pergeseran tanah. Kejadian serupa sempat terjadi di kampung yang sama pada 19 tahun lalu, tepatnya pada 2002.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Desa Sukawangi, Budiyanto. Budi, sapaannya, menuturkan kejadian pergeseran tanah dan longsor terjadi pada 2002, bahkan menyebabkan lebih banyak korban.

Baca Juga

“Kejadiannya ini kemungkinan yang kedua. Soalnya dulu tahun 2002, itu pernah terjadi longsor seperti sekarang. Nah sekarang longsor lagi, berarti kan hampir 20 tahun,” ujar Budi melalui telepon selulernya, Senin (15/11).

Budi menyebutkan, saat ini 182 warganya yang berasal dari 49 kepala keluarga (KK) masih mengungsi. Dengan bantuan yang terus berjalan, diperkirakan ratusan warga akan mengungsi selama sepekan ke depan.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, 41 rumah di kawasan tersebut terancam mengalami pergeseran. Bahkan akses jalan desa juga amblas sedalam 50 centimeter. Dari 41 rumah tersebut, 49 kepala keluarga (KK) berisi 182 jiwa harus diungsikan ke SDN Gunung Batu dan kampung lain.

Dari pantauan Budi, akses jalan ke lokasi kejadian saat ini bukan lagi rusak, namun sudah putus. Sehingga dia segera mengungsikan warganya ke tempat yang lebih aman sambil meminta bantuan logistik kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.

“Kalau saya sih target saya dari pemerintah desa, kemungkinan kita amankan dulu seminggu. Kalau seminggu masih enggak bisa, gimana caranya kita harus update ke pimpinan, enggak bisa dibalikin lagi. Karena di bawah juga longsor terus jalannya,” jelasnya.

Tak hanya meminta bantuan logistik, sambung dia, warga setempat juga harus siap untuk dialihkan. Lantaran, pihaknya sudah menyiapkan lokasi untuk merelokasi warga. “Sudah, sudah disiapkan untuk (lokasi) relokasinya. Lahannya enggak jauh dari situ (Kampung Cidagel),” imbuhnya.

Kabid Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kabupaten Bogor, Aris Nurjatmiko, mengatakan saat ini, Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor bersama warga setempat, melakukan pemantauan lokasi pergeseran tanah secara bergantian.

“Pemantauan tersebut dilakukan karena struktur tanah yang masih bergerak. Apabila hujan turun kembali di wilayah tersebut di khawatirkan akan bertambah parah,” ujarnya.

Aris menjelaskan, kejadian pergeseran tanah itu diawali pada Kamis (11/11) malam sekitar pukul 20.00 WIB. Akibat kejadian itu, satu unit rumah berisi enam orang mengalami amblas sedalam 15 centimeter.

Berlanjut pada Sabtu (13/11) sore, sambung dia, tanah kembali mengalami keretakan. Diperkirakan tanah yang retak dan mengancam rumah warga mencapai panjang sekitar 100 meter.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement