REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Tyas Pelangi merupakan nama usaha yang dimiliki oleh alumni Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Purwokerto. Bernama lengkap Devya Kustyaningtyas Trihapsari, ia telah membuka usaha di bidang clothing hijab ini, dan bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Usaha yang dimulai ketika masih berkuliah di Universitas BSI kampus Purwokerto, ia merintisnya dengan menjual kerudung ke teman-teman terdekatnya dulu. Hingga akhirnya berkembang dan menambah jenis produk yang dijual.

Dalam perjalanan kariernya, tidaklah mudah, karena harus dihadapkan dengan kuliah atau berwirausaha. Sehingga di semester akhir, Devya sempat mengalami kebingungan antara menyelesaikan kuliah ataupun mengurus bisnisnya yang semakin maju.

“Dengan semangat yang begitu kuat untuk tetap bertahan, akhirnya saya berhasil melalu ujian tersebut. Sebab tidak ada yang tidak mungkin,” pungkas Devya, Selasa (26/10).

Lanjutnya, saat bersungguh-sungguh pasti semua akan ada jalannya. Hingga kini usaha yang ditekuni olehnya sudah beromzet puluhan jutaan rupiah perbulannya dengan memiliki 3 cabang usaha yang berfokus pada penjualan kebutuhan wanita muslimah seperti jilbab dan gamis.

“Bercerita mengenai dampak dari pandemi Covid-19, tentu saja saya mengalami itu. Namun, justru malah membuat saya untuk terus berinovasi dan berpikir bagaimana dalam menghadapi kondisi tersebut sehingga dapat keluar dari keterpurukan,” ungkapnya.

Ia mengatakan, mulailah semua dari yang kecil untuk menjadi besar. Sebab akan menikmati pahit manisnya berwirausaha meski dengan modal yang seadanya.

Koordinator BSI Entrepreneur Center (BEC) Universitas BSI kampus Purwokerto, Aprih Widayanto merasa bangga dengan pencapaian yang diraih oleh Devya. “Saya turut bangga tentunya atas apa yang dicapai oleh mahasiswa Universitas BSI kampus Purwokerto. Saya berharap kedepannya Devya lebih sukses lagi dan bisnisnya mampu berkembang pesat,” tandasnya.

Menurutnya, BEC sebagai lembaga yang menaungi entrepreneur di kampus Universitas BSI, sudah banyak terbukti mencetak mahasiswanya, menjadi seorang entrepreneur.