Senin 25 Oct 2021 21:00 WIB

Sidoarjo Waspadai Bencana Hidrometeorologi Tahunan

BMKG memprakirakan pada November wilayah Kabupaten Sidoarjo akan memasuki musim hujan

Ilustrasi banjir.
Foto: Www.freepik.com
Ilustrasi banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi berupa banjir di Kecamatan Tanggulangin. Banjir menjadi bencana tahunan saat musim hujan tiba.

Wakil Bupati Sidoarjo Subandi mengatakan, pihaknya sudah memetakan permasalahan tersebut dan kemudian dicarikan solusi."Seluruh OPD harus kerja sama, memikirkan permasalahan tersebut. Sudah menjadi masalah tahunan harus diselesaikan sesuai dengan anggaran," katanya.

Baca Juga

Ia mengatakan, semua OPD harus mencari solusi kegiatan yang dilakukan karena ini menjadi bencana tahunan, harus duduk bersama terkait masalah banjir tersebut. "Termasuk juga bencana lainnya seperti angin kencang juga harus disiapkan alatnya di setiap kecamatan. Karena setiap tahun pasti ada bencana angin kencang tersebut. Termasuk juga peralatan juga harus disiapkan," katanya.

Pihaknya juga menyiapkan petugas dari berbagai instansi pemerintah Kabupaten Sidoarjo disiagakan dalam apel gelar pasukan mengantisipasi bencana. Ia mengatakan, Kabupaten Sidoarjo menjadi salah satu kabupaten di Jawa Timur yang sering dilanda bencana khususnya bencana alam hidrometeorologi seperti banjir maupun angin kencang.

Meningkatnya intensitas bencana alam hidrometeorologi tersebut dipengaruhi berbagai faktor, seperti meningkatnya jumlah penduduk, urbanisasi, degradasi lingkungan, kemiskinan serta pengaruh perubahan iklim global. "Dan tidak bisa dipungkiri intensitas dan kompleksitas bencana di era modern ini telah menimbulkan korban jiwa, kerusakan dan kerugian yang besar," katanya.

Melihat hal itu lanjut Wabup Subandi, diperlukan kewaspadaan dini menghadapi potensi bencana terlebih yang saat ini akan memasuki musim penghujan. BMKG memprakirakan pada bulan November wilayah Kabupaten Sidoarjo akan memasuki musim hujan. Puncaknya pada bulan Januari hingga Februari tahun 2022.

Bahkan BMKG melihat kemungkinan adanya peningkatan intensitas curah hujan. Hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh badai La Nina yang dapat memicu peningkatan curah hujan hingga 20 sampai 70 persen."Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan maka perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi lanjutan dari curah hujan tinggi yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement