Selasa 08 Jun 2021 00:24 WIB

TPNPB-OPM Minta Pekerja Tinggalkan Wilayah Perang

Biarkan TNI-Polri akan berhadapan langsung dengan TPNPB-OPM.

Rep: Ali Mansur / Red: Agus Yulianto
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom
Foto: Dok pribadi
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom

REPUBLIKA.CO.ID, PAPUA -- Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) memperingatkan seluruh warga Indonesia untuk meninggalkan beberapa wilayah perang di Papua, Intan Jaya, Puncak Papua, dan Ndugama. TPNPB-OPM tidak akan bertanggung jawab jika para pekerja itu tewas tertembak.

"Ingat, bahwa peringatan ini terpaksa harus kami keluarkan. Jikalau Anda tidak mengindahkan, maka pasukan TPNPB siap tembak mati," tegas Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (7/6).

Karena itu, kata Sebby, jangan ada alasan, yang tertembak adalah tukang ojek atau tukang bangunan. Karena, pihaknya sudah mengumumkan ketiga daerah itu sebagai wilayah perang. 

"Jadi biarkan TNI-Polri, pasukan setan atau lainnya yang tinggal di wilayah perang tersebut. Tentunya, TNI-Polri akan berhadapan langsung dengan TPNPB-OPM," katanya. 

Namun, Sebby menegaskan, sejatinya warga Papua tidak anti dengan pekerja dari luar Papua, baik dari Sulawesi, Kalimantan, Jawa dan juga Sumatera. Hanya saja, karena ini adalah zona perang, maka sudah sepatutnya mereka meninggalkan Bumi Cendrawasih itu demi keselamatan mereka sendiri. 

"Dan kami percaya OPM akan bakar semua kota, bangunan apa semua akan dibakar. Itu perintah," ungkap Sebby.

Sebby juga menegaskan, bahwa pihaknya tidak membutuhkan pembangunan dari Indonesia yang dianggpanya hanya sebagai pencitraan saja. Nantinya, bangunan yang mereka bakar akan dibangun kembali dengan uang sendiri tanpa bantuan dari pemerintah Indonesia.

"Kami tidak butuh pembangunan Indonesia. Kami akan bangun negeri kami dengan uang kami setelah merdeka. Kami tidak butuh pembangunan dari Indonesia karena Indonesia hanya pencitraan saja,” kata dia.

Saat ini, kata Sebby, upaya untuk lepas dari Indonesia sudah lebih masif dalam dua sampai tiga tahun terakhir. Sehingga, masyarakat Papua dapat membangun negerinya sendiri. Kemudian dia juga menyinggung beberapa warga Papua yang kini sudah luluh sehingga mengabdi dan mendapatkan posisi di pemerintahan. 

“Anda warga west papua jadi menteri negeri sendiri, jadi duta besar di seluruh dunia. Bukan jadi pembantu Indonesia. Bukan pergi, tunduk-tunduk kepada Jakarta, hormat Pak Menteri hormat,” ucap Sebby. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement