Selasa 11 May 2021 13:55 WIB

Harga Daging Sapi di Tangsel Diprediksi Capai Rp180 Ribu

Penjual daging menyebut ada penurunan kuantitas yang dibeli oleh para pembeli.

Pedagang menunggu pembeli di lapak dagangannya di Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten.
Foto: ANTARA/fauzan
Pedagang menunggu pembeli di lapak dagangannya di Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, CIPUTAT -- Menjelang Hari Raya Idul Fitri, harga bahan pangan di wilayah Tangerang Selatan, Banten mengalami kenaikan, salah satunya harga daging sapi segar. Harga komoditas tersebut diperkirakan bergerak di angka Rp 160 ribu hingga Rp 180 ribu per kilogram (kg) pada beberapa hari menyongsong Lebaran.

Hal itu diungkapkan oleh Pengurus rumah potong hewan (RPH) Tunas Mandiri di Kecamatan Pamulang, Tangsel, Wandi. Perkiraan peningkatan harga daging sapi segar, kata dia, terjadi seiring dengan meningkatnya permintaan komoditas daging sapi di RPH.

"Jumat lalu harganya Rp 150 ribu per kg, per sekarang diperkirakan harga di pasar naik kembali berkisar Rp 160 ribu sampai dengan Rp 180 ribu," ujar Wandi di Tangsel, Selasa (11/5).

Wandi mengaku harga daging sapi memang mengalami peningkatan secara perlahan, terlebih menjelang momen Lebaran yang mana kebutuhan masyarakat akan bahan pangan tersebut sedang tinggi-tingginya. Menurut penuturannya, untuk modal daging bertulang atau karkas saja bisa dijual Rp 105 ribu per kilogram.

Namun, Wandi melanjutkan, harga komoditas sumber protein tersebut akan cenderung stagnan setelah naik sejak H-3 hingga hari H Lebaran. "Biasa H-3 sampai lebaran stabil. Enggak terus-terusan menanjak harganya," terangnya.

Sementara itu, harga daging sapi segar di Pasar Modern BSD, Serpong, Tangsel diketahui telah mencapai Rp 170 ribu per kg. Bima (30 tahun), seorang pedagang daging sapi di pasar tersebut mengatakan peningkatan terjadi secara berangsur sejak awal 2021.

"Modal daging sapi kotor itu Rp 140 ribu per kg, kalau dijual sekitar Rp 165 ribu hingga Rp 170 ribu per kg," kata dia.

Dengan adanya kenaikan tersebut, Bima menyebut ada penurunan kuantitas yang dibeli oleh para pembeli, meskipun dia mengakui permintaan masih terus ada. "Misalnya biasanya pelanggan beli enam kilogram, ini paling jadinya beli cuma empat kilogram," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement