Selasa 30 Mar 2021 16:31 WIB

Peringati Hari Air Sedunia, Menteri LHK Ingatkan Peran Air

Nilai air sangat penting terhadap lingkungan dan kehidupan makhluk hidup.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, bersama dengan masyarakat dan komunitas Gerakan Ciliwung Bersih (GCB), memperingati Hari Air Sedunia tahun 2021 di Jakarta pada 27 Maret.
Foto: Kementerian LHK
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, bersama dengan masyarakat dan komunitas Gerakan Ciliwung Bersih (GCB), memperingati Hari Air Sedunia tahun 2021 di Jakarta pada 27 Maret.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, bersama dengan masyarakat dan komunitas Gerakan Ciliwung Bersih (GCB), memperingati Hari Air Sedunia tahun 2021 di Jakarta pada 27 Maret lalu. Kegiatan ini dilaksanakan di dekat badan Sungai Ciliwung tempat Komunitas GCB bekerja, dengan mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Memperingati Hari Air Dunia, Menteri Siti mengajak semua pihak untuk melihat peran air dalam dimensi yang luas. Menurutnya, nilai air sangat penting terhadap lingkungan dan kehidupan makhluk hidup.

Baca Juga

"Air bernilai untuk tanaman, untuk suplai minuman bagi manusia, kebutuhan industri, air juga bernilai untuk energi seperti listrik, kemudian untuk rekreasi, dan air berperan untuk politik batas wilayah bukan hanya negara tetapi juga kecamatan, hingga akhirnya air juga sangat penting untuk mitigasi iklim," kata Menteri Siti dalam sambutannya.

Menteri Siti berterima kasih kepada para komunitas pelestari lingkungan, seperti GCB di Sungai Ciliwung yang telah bekerja secara nyata melestarikan sumber air.

 

photo
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, bersama dengan masyarakat dan komunitas Gerakan Ciliwung Bersih (GCB), memperingati Hari Air Sedunia tahun 2021 di Jakarta pada 27 Maret. - (Kementerian LHK)

Menteri Siti menerangkan, pada tahun 2019, sungai dengan status kelas 2 di Indonesia berdasarkan PP 82/2001, adalah sebanyak 5,11 persen. Kemudian pada tahun 2020 naik menjadi 9,36 persen. Pencemaran berat di sungai berhasil ditekan hingga turun dari 53,28 persen pada tahun 2019, menjadi 42,59 persen di tahun 2020. Hal tersebut menurut Menteri Siti dapat tercapai dikarenakan kerja keras semua pemangku kepentingan, bersama masyarakat, komunitas peduli sungai, termasuk pelaku usaha yang mendukung kegiatan.

Meskipun pencemaran di sungai telah berhasil ditekan, Menteri Siti mengingatkan untuk tetap memperhatikan kelestarian lingkungan di sekitar sungai. "Presiden Joko Widodo mengamanatkan agar melakukan pemulihan lingkungan secara besar-besaran dan terstruktur, tidak hanya menanam pohon, tapi juga menangani badan-badan sungai," ungkap Menteri Siti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement