Senin 01 Feb 2021 14:00 WIB

Cabai Rawit Jadi Pendorong Terjadinya Inflasi di Jatim

Sebagian besar indeks kelompok pengeluaran mengalami kenaikkan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Kenaikan harga cabai rawit menjadi penyumbang inflasi di Jatim. Foto, pedagang membungkus cabai rawit yang dijualnya di pasar (ilutrasi)
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Kenaikan harga cabai rawit menjadi penyumbang inflasi di Jatim. Foto, pedagang membungkus cabai rawit yang dijualnya di pasar (ilutrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur mencatat terjadinya inflasi sebesar 0,32 persen. Yaitu dari 104,69 menjadi 105,02. Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan menyatakan, sebagian besar indeks kelompok pengeluaran mengalami kenaikkan. Seperti kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang naik sebesar 0,95 persen.

Kemudian kelompok pakaian dan alas kaki naik sebesar 0,10 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang naik sebesar 0,08 persen. Selain itu, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik sebesar 0,20 persen, serta kelompok kesehatan sebesar 0,11 persen.

Baca Juga

Selanjutnya kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan naik sebesar 0,28 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,06 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,04 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,26 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,25 persen.

"Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Januari 2021 antara lain cabai rawit, tarif jalan tol, tempe, tahu mentah, melon, mobil, semangka, laptop atau notebook, emas perhiasan, dan daging sapi," ujar Dadang saat menggelar konferensi pers secara virtual, Senin (1/2).

Dadang melanjutkan, berdasar penghitungan angka inflasi di delapan kota IHK di Jawa Timur selama Januari 2021, seluruhnya mengalami inflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Madiun sebesar 0,60 persen. Kemudian diikuti Surabaya sebesar 0,37 persen, Probolinggo sebesar 0,28 persen, Jember sebesar 0,25 persen, Banyuwangi sebesar 0,18 persen, dan Kediri sebesar 0,16 persen.

"Sedangkan kota yang mengalami inflasi terendah yaitu Sumenep dan Malang, masing-masing sebesar 0,06 persen," ujar Dadang.

Dadang menambahkan, jika dibandingkan tingkat inflasi Year on Year (Januari 2020 - Januari 2021) di 8 kota IHK Jawa Timur, Madiun merupakan kota dengan inflasi tertinggi yaitu mencapai 2,12 persen. Sedangkan kota yang mengalami inflasi Year on Year terendah adalah Malang sebesar 1,07 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement