Rabu 13 May 2020 20:01 WIB

Pegawai PDP Meninggal, Dispendukcapil Surabaya Ditutup

Pegawai PDP Covid yang meninggal diduga tertular istrinya yang kerja di Sampoerna.

Sejumlah polisi berjaga di kawasan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (12/5/2020) malam. Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya Raya yang meliputi, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Gresik berakhir Senin (11/5/2020), diperpanjang sampai 25 Mei 2020 karena penyebaran virus corona di Surabaya Raya dinilai masih masif
Foto: ANTARA/Umarul Faruq
Sejumlah polisi berjaga di kawasan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (12/5/2020) malam. Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya Raya yang meliputi, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Gresik berakhir Senin (11/5/2020), diperpanjang sampai 25 Mei 2020 karena penyebaran virus corona di Surabaya Raya dinilai masih masif

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) di Mal Pelayanan Publik Siola, Kota Surabaya, Jatim, ditutup sementara waktu. Hal itu menyusul ada salah satu pegawai setempat meninggal diduga terpapar Covid-19.

"Jadi karena ada satu pegawai yang sebelumnya berstatus PDP (pasien dalam pengawasan) meninggal, Dispendukcapil kini ditutup sementara selama 14 hari. Sekarang sudah hari kelima berjalan," kata Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya M Fikser kepada wartawan di Surabaya, Rabu (13/5).

Baca Juga

Fikser menjelaskan temuan kasus Covid-19 itu tidak lantas membuat seluruh layanan publik yang ada di Mal Pelayanan Publik Siola ditutup. Ini karena pegawai PDP berada di dalam kantor. "Jadi, tidak di area layanan sehingga yang kita tutup hanya Dispendukcapilnya saja," ujarnya.

Terkait layanan kependudukan bagi masyarakat Surabaya, Fikser menjamin jika kasus PDP ini tidak akan mengganggu secara signifikan. Apalagi, lanjut dia, sekarang sebagian besar layanan sudah dilakukan melalui laman dan secara daring.

Diketahui, seorang pegawai Dispendukcapil Surabaya Eko Wahono telah meninggal dunia di Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya akibat COVID-19 pada Selasa (12/5) sekitar pukul 11.45 WIB. Almarhum diduga tertular istrinya yang bekerja di pabrik rokok Sampoerna, Rungkut, Surabaya.

Selain itu, Pemerintah Kota Surabaya saat ini menerapkan metode sarang tawon untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19, khususnya di wilayah perkampungan. Metode yang dimaksud adalah ketika ditemukan satu orang positif di suatu wilayah, maka pemkot langsung menggelar rapid test secara massal di lokasi itu.

"Kita melakukan metode sarang tawon. Jadi ketika di lokasi-lokasi ditemukan ada terpapar, maka di kampung itu kita lakukan rapid test secara massal, sejumlah warga yang ada di situ," kata Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Eddy Christijanto.

Eddy menjelaskan, hingga saat ini Pemkot Surabaya telah menggelar rapid test massal di lima wilayah perkampungan Surabaya, di antaranya Manukan Kulon, Bratang Gede, Rungkut Lor dan Kedung Baruk.

Ketika dilakukan rapid test hasilnya ditemukan ada yang reaktif, maka orang tersebut langsung dilakukan swab. "Tapi swab kan keputusannya menunggu empat sampai delapan hari. Sambil menunggu hasil swab itu, arahan ibu wali kota agar orang tersebut dilakukan isolasi di salah satu hotel," katanya

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement