Ahad 10 May 2020 17:28 WIB

Kenapa Grafik Corona Naik Turun tak Konsisten? Ini Kata Yuri

Yurianto mengakui proses penularan di tengah-tengah masyarakat masih terus terjadi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyampaikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (27/3/2020). Berdasarkan data hingga Jumat (27/3/2020) pukul 12.00, jumlah kasus positif COVID-19 mencapai 1.046 orang di 27 provinsi se-Indonesia dengan jumlah pasien sembuh mencapai 46 orang dan meninggal dunia mencapai 87 orang.
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyampaikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (27/3/2020). Berdasarkan data hingga Jumat (27/3/2020) pukul 12.00, jumlah kasus positif COVID-19 mencapai 1.046 orang di 27 provinsi se-Indonesia dengan jumlah pasien sembuh mencapai 46 orang dan meninggal dunia mencapai 87 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengungkap hasil evaluasi terhadap upaya pengendalian sebaran pandemi Covid-19 di Indonesia. Yurianto mengakui bahwa kecenderungan data sepekan terakhir menunjukan fluktuasi kasus di beberapa daerah.

Menurutnya, ada kecenderungan daerah yang konsisten meningkat dengan jumlah semakin sedikit. Namun ada juga daerah yang kasusnya tidak konsisten, di beberapa hari penambahan kasus tidak banyak, tetapi kemudian beberapa waktu terakhir bertambah cukup signifikan.

Baca Juga

"Artinya di beberapa daerah juga masih belum terbentuk pola grafik yang konsisten yang susah untuk kita tebak dari hari ke hari, ini gambaran yang bisa kita maknai bahwa proses penularan di tengah-tengah masyarakat masih terus terjadi," ujar Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Ahad (10/5).

Karena itu, Yurianto mengingatkan masyarakat untuk melindungi diri, keluarga dan orang lain dengan disiplin mematuhi tetap di rumah, rajin mencuci tangan, menjaga jarak fisik, menggunakan masker jika terpaksa ke luar rumah dan menghindari kerumunan.

Sebab, perkembangan penyebaran virus Covid-19 saat ini, ungkap Yurianto, telah bergeser dari sebaran awal virus. Ia menerangkan, selama ini sebaran klasik virus dibawa oleh orang dalam keadaan sakit dengan gejala demam 38 derajat, batuk dan sesak.

Namun dalam perkembangannya gambaran ini sudah tidak lagi menjadi ciri khas dari orang yang membawa atau di dalam tubuhnya terinfeksi Covid 19.

"Kita banyak menemukan orang yang dalan tubuhnya ada virus Covid 19 yang ditandai dengan pemeriksaan PCR positif dengan gejala yang ringan, tidak panas, tidak batuk, sehingga memberi gambaran seperti orang tidak sakit, yang kita sebut sebagai orang tanpa gejala (OTG)," kata Yurianto.

Ia melanjutkan, jika keberadaan OTG di masyarakat tidak menggunakan masker, melakukan kontak dengan kelompok rentan maka inilah yang akan menimbulkan penularan.

Ia pun menduga, ini juga yang menyebabkan kasus Covid-19 dari hari ke hari tetap bertambah. Karena itu, ia mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. "Ini penting karena kita tidak tau siapa di luar yang jadi OTG, siapa yang bawa virus tanpa menunjukan gejala apapun," katanya.

Hari ini, terdapat penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 287 orang dalam 24 jam terakhir. Sampai Ahad (10/5) ini, total kasus positif Covid-19 di Tanah Air sebanyak 14.032 orang.

Angka ini didapat dari 158.273 spesimen yang telah diperiksa, baik dengan tes PCR atau rapid test. Selain itu, terdapat juga penambahan pasien sembuh sebanyak 91 orang dalam satu hari terakhir, sehingga jumlah pasien sembuh seluruhnya 2.698 orang. Pasien Covid-19 yang meninggal dunia tercatat bertambah 14 orang sejak Sabtu (9/5) sampai Ahad (10/5) ini.  Artinya, total pasien yang meninggal dunia sampai saat ini sebanyak 973 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement